Pages

BOOK COVER ISMAIL AL-FARUQI

The new inspiration's people. Cover Design by ALKA.
Biografi Ismail Raji al-Faruqi

Biologis : Ismail Raji al-Faruqi merupakan seorang ilmuan ternama kelahiran 1 Januari 1921 M / 20 Rabiul Akhir 1339 H[1] di Jaffa, Palestina. Sebuah daerah di Palestina yang dulu belum sempat direbut oleh Israel. Ia adalah putra dari seorang hakim Islam (qadi)[2] di daerah tersebut yang bernama ‘Abd al-Huda.[3] Seorang bapak yang menjadikan keluarganya terpandang hebat di lingkungannya. Ismail mempunyai kecintaan jiwa yang sangat kuat dengan negaranya, hingga pernah merasakan langsung kejadian-kejadian yang dialami orang-orang Palestina dari ulah zionisme orang-orang Israel. Dia pun dengan gigih menyampaikan bahwa Negara Israel harus dirobohkan dan rakyat palestina berhak untuk menjaga dan melawan bagi keutuhan negaranya-Palestina.[4]

Pada usianya yang ke 39 tahun, Ismail menikah dengan gadis bernama Lois Ibsen berkebangsaan asli Amerika. Lois Ibsen sendiri dulunya bukan seorang muslim dan ketika menikah dengan Ismail, ia beralih nama menjadi Lamya al-Faruqi. Sebelum menikah, Lois adalah perempuan yang gemar dan pandai dalam dunia music. Kegemaran Lois tersebut berpindah pada studi Islam di McGill University Canada dan memperoleh gelar Doktor dari Syracuse University pada tahun 1974 dengan judul disertasi The Nature of Musical Art of Islamic Culture (Watak Seni Music dalam Kebudayaan Islam). Ismail dan Lamya mempunyai lima orang anak.[5]

Pada usia 65 tahun, nasib naas terjadi kepada Ismail Raji al-Faruqi dan Istrinya pada saat sahur menjelang subuh. Tepat pada 17 Ramadhan 1406 H / 27 Mei 1986 M[6], Ismail dan istrinya dibunuh oleh tiga orang tiak dikenal yang menyelinap ke dalam rumah di daerah Cheltenham, Philadelphia.[7]

Pendidikan Ismail Raji al-Faruqi : Ismail memulai menimba ilmunya dari sang ayah ‘Abd al-Huda yang juga berprofesi sebagai hakim serta belajar di masjid setempat. Ia juga belajar di sekolah Katolik Prancis, College des Freres (St. Joseph) di Palestina pada tahun 1936. Dan akhirnya al-Faruqi dikenal dengan orang yang menguasai tiga bahasa (Arab, Prancis, dan Inggris). Dari kemampuan intelektualnya, ia mendapat berbagai sumber pengetahuan yang beragam dan menjadikannya kaya akan informasi bagi keidupan dan pemikirannya.

Pada usia 20 tahun, Al-Faruqi memperoleh gelar sarjana muda dari American University of Beirut, Lebanon pada tahun 1941. Setelah satu tahun kelulusan (1942), ia diangkat ke Panitera Perkumpulan Kerja oleh pemerintah Mandat Britania di Yerusalem, dan tiga tahun kemudian diangkat menjadi gubernur Galilee dan terpaksa meninggalkan Palestina setelah pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Ia kembali melanjutkan studi di Indiana University di Bloomington dan meraih gelar Doktor dalam bidang filsafat barat dari universitas yang sama pada tahun 1952.[8]

Sebelum meraih gelar Doktornya, tercatat bahwa al-Faruqi terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana di Departemen Filsafat Universitas Harvard ; lulus dengan Filosophy MA kedua pada tahun 1951. Dengan judul tesisnya: " Justifying the Good : Metaphysics and Epistemology of Value” ( Membenarkan yang Baik: Metafisika dan Epsologi Nilai).[9]

Tahun 1954–1958 ia mempelajari Islam di Universitas al-Azhar, Kairo. Antara 1959–1961. ia adalah seorang profesor ilmu Islam di Institute of Islamic Studies dan seorang mahasiswa di Fakultas Teologi Universitas McGill, Montreal, Kanada di mana ia juga belajar agama Kristen dan agama Yahudi. Kemudian selama tahun 1961–1963, al-Faruqi menjadi profesor Studi Islam di Institut Studi Islam di Karachi, Pakistan. Associate professor of religions di Syracuse University (1964–1968), di mana dia mengembangkan program studi Islam. Profesor Agama Islam di Departemen Agama di Temple University, Philadelphia, PA, AS (1968–186).[10]

Ismail al-Faruqi dikenal sebagai orang yang sangat produktif. Selama hidupnya ia telah menulis puluhan buku dan ratusan artikel yang banyak dikaji oleh peneliti. Hampir semua bidang ilmu dijelajahinya. Dari etika, seni, ekonomi, metafisika, politik, sosiologi, dan lain-lain, semua ia kuasai dan kemudian disajikan dalam bentuk komprehensif. Di antara karyanya yaitu: On Arabism, Urabah and Religions, An Analysis of the Dominant Ideas of Arabism and of Islam as its Highest Moment of Conciousness (1962). Usul as-Sahyuniyah, ad-Din al-Yahudi (Analytical Study of the Growth of Particularism in Hebrew Scripture (1964). Christian Ethics, Historical Atlas of the Religions of the World (1967).

Adapun buku yang ia tulis di antaranya : Historical Atlas of the World, The Great Asian Religions, dan The Cultural Atlas of Islam. Menjelang akhir hayatnya, al-Faruqi telah berhasil menuangkan konsep-konsep pemikiran yang dia miliki dalam magnum opusnya yang berjudul Tauhid: Its Implication for Thought and Life.

Dalam bidang social, al-Faruqi berhasil meraih gelar guru besar pada Department of Religion di Temple University (1968-1986), dan sebagai salah seorang pendiri Institute of Islamic Thought (Lembaga Pemikiran Islam Internasional), Association of Muslim Social Scientist (Perkumpulan Ilmuwan Muslim), dan kelompok studi-studi keislaman pada American Academy of Religion, Menjadi dosen tamu pada beberapa universitas seperti McGill University Canada (1959-1961), Central Institute of Islamic Research Pakistan (1961-1963), al-Azhar University Cairo (1954-1958), University of Chicago (1963-1964), dan Syracuse University (1964-1968). Jika dihitung tidak kurang dari 23 universitas di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, al-Faruqi pernah menjadi Dosen tamu di sana.[11]

Refrensi dari beberapa sumber meliputi buku, jurnal, artikel maupun website.
[1] Konversi tanggl Masehi ke Hijriyah dengan algoritma di buku Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2004, hlm. 121-122.
[2] Berasal dari akar kata qadha-yaqdhi-qadhaan artinya memutuskan, menghukumkan dan al-qadhi artinya hakim. Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, Jakarta : Hidakarya Agung, t.t, hlm. 347.
[3] Conference programme, Ismail Raji Al Faruqi : An Expose of The Legacy of A Mujtahid In The Modern Age, 6-7 Juni 2010 Fyvie Hall, Westminster University,hlm. 6.
[4] Ismail Raji al-Faruqi dan Lois Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Bandung: Mizan, 2002, hlm. 6.
[5] Salah satu anaknya bernama Anmar al-Zein.
[6] Pada tanggal 27 Mei 1986, seorang pria bersenjata pisau menerobos masuk ke rumah Faruqi di Wyncote, Pennsylvania, dan dengan kejam menyerang Dr. Faruqi, istrinya Lois Lamya, dan putri mereka, Anmar al-Zein. Faruqi dan istrinya meninggal karena luka-luka mereka. Putri mereka selamat dari serangan itu tetapi membutuhkan 200 jahitan untuk menutup luka-lukanya. Meskipun tidak ada yang hilang dari rumah, beberapa penyelidik yang bekerja pada kasus tersebut percaya bahwa pembunuhan tersebut diakibatkan oleh upaya pembobolan yang ceroboh. Namun, letnan polisi yang bertanggung jawab atas penyelidikan menggambarkan insiden itu sebagai pembunuhan, mengatakan bahwa "seseorang mengambil pada diri mereka sendiri" untuk membunuh Faruqi. Mengingat munculnya insiden kekerasan anti-Arab dan anti-Muslim di tahun-tahun belakangan ini, laporan tersebut menunjukkan bahwa pembunuhan tersebut dapat menjadi motivasi politik. Lebih lengkap baca artikel oleh Martin Frost di website berikut : http://theamericanmuslim.org/tam.php/features/articles/al_faruqi_ismail_raji_in_memorium_1921_1986 diakses pada 30 Mei 2018 pukul 2:00 WIB.
[7] Al-Faruqi, Atlas,… hlm. 5.
[8] Ibid., lihat juga John L. Esposito, Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, 2001, hlm. 40.
[9] Conference programme, Ismail,… hlm. 6.
[10] Ibid.
[11] Ibid.

ehsan hidayat

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment